source: pinterest
Pasti
pernah kan lagi buka youtube terus iseng dengerin lagu secara random, atau dengerin
lagu yang direkomendasikan temen, atau dengerin playlist yang dishare sama
mutualan di instastory dan mikir: anjir, kok lagunya sedih banget? Padahal gue
lagi ga patah hati tapi kok rasanya kek habis ditinggal kawin!?
Nah,
aku merangkum beberapa judul lagu yang memberikan efek seperti itu. Lagu-lagu
yang mendadak bikin galau, lagu-lagu yang bikin kita sekonyong-konyong merasa
ditusuk dengan kenangan pahit dari masa lalu, lagu-lagu yang bikin kamu nangis
pada jam 2 pagi dan yang menjungkirbalikkan hatimu yang tadinya baik-baik saja.
Here we go.
Nidji – Hapus Aku (Cover by The Macarons Project)
Nidji – Hapus Aku (Cover by The Macarons Project)
Lagu
aslinya aja udah sedih banget dan sukses mewakili perasaan para sad boys dan
sad girls pada masanya, apalagi yang ini! Serius deh, coverannya Ree dan Dito
dari The Macarons Project bener-bener bikin pengen nangis. Moodnya dapat
banget!
My
favorite part was: “Buang semua puisi
antara kita berdua, kau bunuh dia sesuatu yang kusebut itu cinta…”
Ree
menyanyikan setiap kata dengan penuh penghayatan dan melafalkan setiap
silabelnya dengan jelas, sejelas air mata yang bakal tiba-tiba menitik dari
ujung matamu.
And
then, “Yakinkan aku Tuhan dia bukan
milikku. Biarkan waktu… waktu… hapus aku. Sadarkan aku Tuhan dia bukan milikku.
Biarkan waktu… waktu… hapus aku…”
Wajar
sih kalau tiba-tiba teringat mantan kekasih, atau teringat seseorang yang
pernah dekat banget tapi belum sempat jadian (keburu kandas, entah apa
alasannya), atau teringat fwb-an yang udah punya pacar, atau teringat seseorang
yang kamu kagumi tapi rasanya takkan pernah bisa kamu miliki. Wajar. Banget.
And it’s ok if you cried to this song. We all did.
Fourtwnty – Hitam Putih
Aku
pertama kali mendengar lagu ini justru secara live di sebuah festival musik yang
diadakan di hometownku. Berdiri di antara kerumunan penonton, aku benar-benar
merasakan aura-aura kegalauan yang dipancarkan semua orang. It’s like every
single person in the crowd mendadak ambyar. Some people sang it with their eyes
shut tight and a hand pressed to their chest, some people sang it to the top of
their lung with sadness and anger, and some people hugged their friends and
cried together. Their emotion fascinates me.
“Bagai langit dan bumi yang tak pernah
sealam, bagai hitam dan putih yang tak pernah sewarna…”
Iya,
iya, iya. Aku dan dia memang tidak pernah sejalan. Maybe that’s why we never
worked out.
“Belajar melepaskan dirinya, walau
setengahku bersamanya… Ku yakin kita kan terbiasa, walau inti jiwa tak terima…”
What
we had was real. But the fire didn’t last long and you drifted apart somewhere
and I had to let you go. It was the hardest decision I’ve ever made, but I
guess we’ll be happier without each other.
YA
TUHAN. KENAPA JADI KEBAWA EMOSI.
Duh,
beberapa lagu memang punya efek sehebat itu ya?
Katy Perry – The One That Got Away (Cover by Brielle Von Hugel with rain effect by A Paradise Bird)
This
song literally takes you to another dimension.
Semua
tau lagu ini originalnya by Katy Perry, kemudian dinyanyikan ulang oleh Brielle
Von Hugel dan dikasih sound effect suara hujan oleh sebuah channel yang bernama
A Paradise Bird. Hanya ada dua efek yang bisa ditimbulkan oleh lagu ini: you immediately
cried, or you suddenly felt melancholy and then cried.
Listening
to this song, aku seolah-olah berpindah posisi dari meja kerja ke dimensi lain.
Langitnya mendung. Awalnya air turun perlahan-lahan, kemudian menderas
seolah-olah seisi langit sedang tumpah ke bumi. Udara dingin menampar-nampar
pipi yang terbuka. I stare blankly at the distance. Sesosok bayangan terbentuk
di kejauhan. Aku berlari menyongsongnya, only to find out I was suddenly
chained to the ground, and he disappeared.
Basah
kuyup, aku berdiri sendirian. Petir menyambar-nyambar, angin berteriak-teriak.
“In another life, I would be your girl.
We keep all our promises, be us against the world. In another life, I would
make you stay. So I don’t have to say you were the one that got away. The one
that got away…”
Aku
jatuh berlutut sementara realita mulai menjernih di mataku.
“All this money can’t buy me a time
machine. Can’t replace you with a million rings. Should’ve told you what you
meant to me, cause now I pay the price…”
Petir
menyambar-nyambar. Aku berteriak-teriak.
Dian Piesesha – Tak Ingin Sendiri (Versi asli dan versi covernya Felix)
“Aku masih seperti yang dulu, menunggumu
sampai akhir hidupku. Kesetiaanku tak luntur, hatipun rela berkorban, demi
keutuhan kau dan aku…
Biarkanlah aku memiliki semua cinta yang
ada di hatimu. Apapun kan kuberikan, cinta dan kerinduan, untukmu dambaan
hatiku…”
Pernah
dengar kan pendapat bahwa lirik lagu-lagu jadul itu lebih ngena, tulus, dan
thoughtful banget? Nah ini. Ini nih! Haduuuh, openingnya saja sudah begitu.
Mungkin
ini agak subjektif, but I love the way Felix brought this song to life. Kejelasan
dan ketegasan intonasinya membuat lagu ini jadi lebih berjiwa.
Kemudian,
refrain: “Malam ini tak ingin aku
sendiri. Kucari damai bersama bayanganmu. Hangat pelukan yang masih kurasa…
Kau, kasih… Kau, sayang…”
Woy,
ah, sudah dong L
Aku
pribadi tidak pernah menangis karena lagu ini. Efek yang ditimbulkan lebih ke…
apa ya, perasaan sesak di dada, merindu, melankolis… tapi tak pernah sampai
menjatuhkan air mata. This isn’t an insult, don’t get me wrong. Lagu ini sukses
mewakili perasaan rindu yang mengendap di dada. Tapi ini bukan tipe rindu yang
menggebu-gebu, bukan tipe rindu yang membuatmu frustasi. Ini tipe rindu yang
levelnya jauh di atas itu.
It’s
a “I still love you, and I missed you. I can still smell your perfume and hear
your laughs when I walk in the crowds. Sekarang aku sudah menerima kenyataan
bahwa tak ada lagi kau dan aku. But… if you decided to come back, I will hug
you tight and never let you go, forever.” type of shit.
Huft.
Untuk
versi aslinya yang dinyanyikan oleh Dian Piesesha, efek yang ditimbulkan beda
lagi. Ini lebih ke perasaan nostalgia. I mean, ini kan lagu jadul. Ada yang
tiba-tiba rindu kepada almarhum kakeknya karena dulu setiap pergi naik mobil
selalu memutar lagu ini. Ada yang rindu kepada sang ayah karena dulu setiap
pagi selalu menyetel lagu ini di stereo bututnya. Ada yang simply rindu kepada
sebuah kota, sebuah jalan, sebuah toko kaset, sebuah tempat, karena disana lah
pertama kali ia mendengar lagu ini.
Interpretasi
dari sebuah lirik atau sebuah lagu secara utuh memang bisa berbeda-beda buat
setiap orang. Tapi ada beberapa hal universal yang pasti disetujui dan dipahami
semua orang: feelings and memories.