Selasa, 21 Juli 2020

Songs That Will Break Your Heart


source: pinterest


Pasti pernah kan lagi buka youtube terus iseng dengerin lagu secara random, atau dengerin lagu yang direkomendasikan temen, atau dengerin playlist yang dishare sama mutualan di instastory dan mikir: anjir, kok lagunya sedih banget? Padahal gue lagi ga patah hati tapi kok rasanya kek habis ditinggal kawin!?

Nah, aku merangkum beberapa judul lagu yang memberikan efek seperti itu. Lagu-lagu yang mendadak bikin galau, lagu-lagu yang bikin kita sekonyong-konyong merasa ditusuk dengan kenangan pahit dari masa lalu, lagu-lagu yang bikin kamu nangis pada jam 2 pagi dan yang menjungkirbalikkan hatimu yang tadinya baik-baik saja. Here we go.



Nidji – Hapus Aku (Cover by The Macarons Project)

Lagu aslinya aja udah sedih banget dan sukses mewakili perasaan para sad boys dan sad girls pada masanya, apalagi yang ini! Serius deh, coverannya Ree dan Dito dari The Macarons Project bener-bener bikin pengen nangis. Moodnya dapat banget!

My favorite part was: “Buang semua puisi antara kita berdua, kau bunuh dia sesuatu yang kusebut itu cinta…”

Ree menyanyikan setiap kata dengan penuh penghayatan dan melafalkan setiap silabelnya dengan jelas, sejelas air mata yang bakal tiba-tiba menitik dari ujung matamu.

And then, “Yakinkan aku Tuhan dia bukan milikku. Biarkan waktu… waktu… hapus aku. Sadarkan aku Tuhan dia bukan milikku. Biarkan waktu… waktu… hapus aku…”

Wajar sih kalau tiba-tiba teringat mantan kekasih, atau teringat seseorang yang pernah dekat banget tapi belum sempat jadian (keburu kandas, entah apa alasannya), atau teringat fwb-an yang udah punya pacar, atau teringat seseorang yang kamu kagumi tapi rasanya takkan pernah bisa kamu miliki. Wajar. Banget. And it’s ok if you cried to this song. We all did.



Fourtwnty – Hitam Putih

Aku pertama kali mendengar lagu ini justru secara live di sebuah festival musik yang diadakan di hometownku. Berdiri di antara kerumunan penonton, aku benar-benar merasakan aura-aura kegalauan yang dipancarkan semua orang. It’s like every single person in the crowd mendadak ambyar. Some people sang it with their eyes shut tight and a hand pressed to their chest, some people sang it to the top of their lung with sadness and anger, and some people hugged their friends and cried together. Their emotion fascinates me.

“Bagai langit dan bumi yang tak pernah sealam, bagai hitam dan putih yang tak pernah sewarna…”

Iya, iya, iya. Aku dan dia memang tidak pernah sejalan. Maybe that’s why we never worked out.

“Belajar melepaskan dirinya, walau setengahku bersamanya… Ku yakin kita kan terbiasa, walau inti jiwa tak terima…”

What we had was real. But the fire didn’t last long and you drifted apart somewhere and I had to let you go. It was the hardest decision I’ve ever made, but I guess we’ll be happier without each other.

YA TUHAN. KENAPA JADI KEBAWA EMOSI.

Duh, beberapa lagu memang punya efek sehebat itu ya?



Katy Perry – The One That Got Away (Cover by Brielle Von Hugel with rain effect by A Paradise Bird)

This song literally takes you to another dimension.

Semua tau lagu ini originalnya by Katy Perry, kemudian dinyanyikan ulang oleh Brielle Von Hugel dan dikasih sound effect suara hujan oleh sebuah channel yang bernama A Paradise Bird. Hanya ada dua efek yang bisa ditimbulkan oleh lagu ini: you immediately cried, or you suddenly felt melancholy and then cried.

Listening to this song, aku seolah-olah berpindah posisi dari meja kerja ke dimensi lain. Langitnya mendung. Awalnya air turun perlahan-lahan, kemudian menderas seolah-olah seisi langit sedang tumpah ke bumi. Udara dingin menampar-nampar pipi yang terbuka. I stare blankly at the distance. Sesosok bayangan terbentuk di kejauhan. Aku berlari menyongsongnya, only to find out I was suddenly chained to the ground, and he disappeared.

Basah kuyup, aku berdiri sendirian. Petir menyambar-nyambar, angin berteriak-teriak.

“In another life, I would be your girl. We keep all our promises, be us against the world. In another life, I would make you stay. So I don’t have to say you were the one that got away. The one that got away…”

Aku jatuh berlutut sementara realita mulai menjernih di mataku.

“All this money can’t buy me a time machine. Can’t replace you with a million rings. Should’ve told you what you meant to me, cause now I pay the price…”

Petir menyambar-nyambar. Aku berteriak-teriak.



Dian Piesesha – Tak Ingin Sendiri (Versi asli dan versi covernya Felix)

“Aku masih seperti yang dulu, menunggumu sampai akhir hidupku. Kesetiaanku tak luntur, hatipun rela berkorban, demi keutuhan kau dan aku…

Biarkanlah aku memiliki semua cinta yang ada di hatimu. Apapun kan kuberikan, cinta dan kerinduan, untukmu dambaan hatiku…”

Pernah dengar kan pendapat bahwa lirik lagu-lagu jadul itu lebih ngena, tulus, dan thoughtful banget? Nah ini. Ini nih! Haduuuh, openingnya saja sudah begitu.

Mungkin ini agak subjektif, but I love the way Felix brought this song to life. Kejelasan dan ketegasan intonasinya membuat lagu ini jadi lebih berjiwa.

Kemudian, refrain: “Malam ini tak ingin aku sendiri. Kucari damai bersama bayanganmu. Hangat pelukan yang masih kurasa… Kau, kasih… Kau, sayang…”

Woy, ah, sudah dong L

Aku pribadi tidak pernah menangis karena lagu ini. Efek yang ditimbulkan lebih ke… apa ya, perasaan sesak di dada, merindu, melankolis… tapi tak pernah sampai menjatuhkan air mata. This isn’t an insult, don’t get me wrong. Lagu ini sukses mewakili perasaan rindu yang mengendap di dada. Tapi ini bukan tipe rindu yang menggebu-gebu, bukan tipe rindu yang membuatmu frustasi. Ini tipe rindu yang levelnya jauh di atas itu.

It’s a “I still love you, and I missed you. I can still smell your perfume and hear your laughs when I walk in the crowds. Sekarang aku sudah menerima kenyataan bahwa tak ada lagi kau dan aku. But… if you decided to come back, I will hug you tight and never let you go, forever.” type of shit.

Huft.

Untuk versi aslinya yang dinyanyikan oleh Dian Piesesha, efek yang ditimbulkan beda lagi. Ini lebih ke perasaan nostalgia. I mean, ini kan lagu jadul. Ada yang tiba-tiba rindu kepada almarhum kakeknya karena dulu setiap pergi naik mobil selalu memutar lagu ini. Ada yang rindu kepada sang ayah karena dulu setiap pagi selalu menyetel lagu ini di stereo bututnya. Ada yang simply rindu kepada sebuah kota, sebuah jalan, sebuah toko kaset, sebuah tempat, karena disana lah pertama kali ia mendengar lagu ini.

Interpretasi dari sebuah lirik atau sebuah lagu secara utuh memang bisa berbeda-beda buat setiap orang. Tapi ada beberapa hal universal yang pasti disetujui dan dipahami semua orang: feelings and memories.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Liputan Tujuh Belasan

Banjarbaru, Kamis, 17 Agustus 2017             Kamis kemarin, aku dan papahku keliling Banjarbaru untuk berburu foto-foto perayaan tuj...